Surabaya, fkg.unair – Departemen Odontologi Forensik terbilang baru di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair). Pasalnya, Departemen tersebut baru ada sejak tahun 2012. Odontologi Forensik FKG Unair menjadi wadah kajian forensik kedokteran gigi di ranah akademik yang pertama di Indonesia.

Setelah kurang lebih 11 tahun ada dan didukung oleh sivitas akademika yang mumpuni, kini Odontologi Forensik FKG Unair semakin melebarkan kiprahnya. Odontologi Forensik FKG Unair masuk dalam program profesi kedokteran gigi. Sehingga akan ada persyaratan khusus untuk mahasiswa profesi di semester mendatang.

Beta Novia Rizky, drg., M.Si, selaku staf dosen Odontologi Forensik FKG Unair menuturkan, bahwa sejauh ini persiapan program profesi sudah mencapai 70%. Persyaratan sudah dipersiapkan, kerja sama dengan instansi lain juga telah diajukan.

“Kami sudah menyiapkan requirement (persyaratan, Red) apa saja yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Selain itu kami juga telah mengajukan kerja sama dengan Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soetomo Surabaya. Karena nantinya selama satu minggu, mahasiswa juga akan belajar di sana,” tutur drg. Beta.

Meskipun pembelajaran Odontologi Forensik di FKG Unair baru pertama kali dilaksanakan, namun itu tidak menjadi kendala berarti bagi drg. Beta dan tim. Pasalnya Rabu (3/5/2023), Odontologi Forensik FKG Unair telah mengikuti persamaan persepsi dengan seluruh dosen pengampu pembelajaran serupa. Kegiatan tersebut telah berlangsung di Universitas Hassanudin di Makassar.

“Hasil dari kegiatan di Makassar bahwa kami telah mendapat gambaran dalam pelaksanaan pembelajaran Odontologi Forensik. Sehingga hal itu diharapkan dapat mempermudah langkah pengembangan departemen kami (Odontologi Forensik, Red) ke depannya,” terang drg. Beta.

Lebih lanjut, kelancaran proses program profesi Odontologi Forensik FKG Unair juga datang dari dukungan berbagai pihak. Selain dukungan yang tentunya datang dari pihak FKG Unair, juga dari Ikatan Odontologi Forensik Indonesia (IOFI).

“IOFI sangat mendukung dengan mengadakan persamaan persepsi untuk semua dosen pengampu Odontologi Forensik. Dari RSUD Soetomo juga khususnya IKF juga sangat mendukung dengan menerima mahasiswa kami untuk belajar di sana. Sementara itu untuk dukungan dari FKG Unair, ada tim kurikulum yang mendukung penuh pembelajaran profesi Odontologi Forensik ini, menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang dibutuhkan,” jelas drg. Beta.

Melalui kemajuan kiprah Departemen Odontologi Forensik ini, menjadi salah satu bentuk dalam penerapan Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya yakni pada poin keempat, quality of education. (gds)

source
https://unair.ac.id/