Surabaya, fkg.unair – Siapa sangka limbah kulit petai ampuh mengatasi sariawan? Di tangan para mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR), kulit petai diusung sebagai bahan utama obat sariawan berbentuk microneedle patch

Inovasi brilian tersebut digarap sejak Juni 2023 oleh kelompok beranggotakan Alfin Rachmad Cahyadi (FKG 2021), Mohammad Iqbal (FKG 2020), Sherina Fatwa Imanu (FKG 2021); Shafa Naila Maharani Madjid (FKG 2021), dan Nicholas Widson (FKG 2021). Tak disangka, gagasannya lolos seleksi nasional Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) – Riset Eksakta (RE). Kini sudah didanai oleh pihak Kemenristek Dikti dan Universitas Airlangga. 

Inovasi Obat Sariawan

Alfin, ketua tim, menjelaskan bahwa kulit petai dan beberapa bahan alami lainnya disebutkan dalam sebuah jurnal internasional memiliki kandungan yang mampu mengatasi sariawan. “Kulit petai ini cukup familiar dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Kebetulan, saat ini petai kemasan banyak dijual tanpa kulitnya. Sedangkan pemanfaatan kulit petai sendiri sangat minim, sehingga berakhir menjadi limbah,” jelasnya.

Kulit petai memiliki kandungan polifenol, tanin dan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. “Nah kandungan tersebut punya manfaat untuk meningkatkan aktivitas dari makrofag M2 untuk membantu penyembuhan luka,” ungkap Alfin. 

Inovasi sediaan yang digarap Alfin dan tim tersebut diharapkan mampu menyempurnakan sediaan obat sariawan yang ada saat ini. Bentuk patch mampu ditempel di rongga mulut dan bertahan lebih lama, sehingga penyembuhan luka bisa lebih cepat. Sementara obat kumur tidak bertahan lama karena mudah larut dengan saliva. Kandungan alkohol dalam obat kumur juga berisiko mengganggu stabilitas flora rongga mulut. 

Proses produksi patch dan sediaan obat seluruhnya dikerjakan sendiri oleh Alfin dan tim. Ia mengatakan, riset kulit petai itu saat ini masih dalam proses uji coba pembuatan patch. Harapannya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan diproduksi secara massal. Terlebih lagi, perolehan bahannya terbilang mudah didapat.  (*) (err)

source
https://unair.ac.id/