Surabaya, fkg.unair – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga kembali menggelar The Joint Scientific Meeting in Dentistry (JSMiD). Berkolaborasi dengan 1st Collaborative Meeting in Implant Dentistry (COMiD), JSMiD tahun ini akan dilaksanakan pada Jumat (3/11/2023) hingga Sabtu (4/11/2023) yang didahului dengan gelaran online pre-conference event pada Kamis (2/11/2023).

Salah satu pemateri pada online pre-conference event JSMiD ini adalah Dr. Anuj Bhardwaj, BDS, MDS(Endodontist) dari College of Dental Sciences and Hospital Indore, India. Di kesempatan ini, Dr. Anuj memaparkan materi mengenai implan gigi mulai dari keunggulan hingga berbagai tantangan yang dihadapi.

“Gigi implan akan cocok dengan pasien yang mengalami edentulous posterior. Jika sudah menggunakan gigi implan, mereka tidak akan membutuhkan partial dentures atau gigi tiruan sebagian,” terang Dr. Anuj pada awal sesi penyampaian materi.

Gigi tiruan sebagian yang bersifat permanen, lanjut Dr. Anuj, sekarang ini dianggap bukan lagi alternatif terbaik untuk mengganti gigi yang telah tanggal. Pasalnya, pemasangan gigi tiruan sebagian yang permanen memerlukan preparasi gigi yang berdekatan serta harus mengorbankan struktur gigi yang sehat.

Poin penting yang juga menjadi fokus penyampaian materi Dr. Anuj dalam kesempatan ini adalah definisi sukses sebuah tindakan implan gigi pada pasien. Dr. Anuj menyebutkan bahwa dalam dunia kedokteran gigi tindakan implan gigi tidak memiliki definisi tunggal mengenai kesuksesan.

“Academy of Osseointegration menganggap implan gigi dikatakan sukses tak hanya terbatas pada tujuan tindakan medis tersebut. Kesuksesan sebuah implan gigi juga mencakup pada pemeliharaan, penggantian implan gigi secara teratur, fungsi, serta estetisme implan gigi pada pasien,” jelas Dr. Anuj.

Walaupun demikian, tindakan ini terus mengalami peningkatan persentase kesuksesan dari tahun ke tahun. Sebuah riset menunjukkan bahwa kesuksesan tindakan implan gigi berada pada angka yang cukup signifikan. Misalnya, presentase kesuksesan pada implan tunggal prostesis berada pada angka 75,6% dan implan gigi parsial prostesis permanen pada angka 73,8%.

Di samping definisi kesuksesan yang masih diperdebatkan, tindakan implan gigi juga mengalami tantangan utamanya dari komersialisasi praktik klinik. “Jika pendidikan kedokteran gigi didominasi oleh perusahaan daripada oleh pendidikan atau profesional, jangan kaget jika angka kegagalan dalam implan dan/atau endodontik,” pungkasnya. (agn)

source
https://unair.ac.id/