Surabaya, 18 Juli 2024 – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG UNAIR) berhasil menyelenggarakan salah satu sesi Stovit Online Series (SOS) yang paling informatif dengan fokus pada “Functional Reconstruction of Oral Cavity Defect”. Webinar ini, yang menampilkan Dr. Mohammad Adzwin Bin Yahiya dari Universitas Malaya, menarik perhatian besar dari para profesional kedokteran gigi serta mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Dr. Adzwin menguraikan bahwa rongga mulut merupakan struktur anatomi yang kompleks dengan fungsi vital untuk berbicara, menelan, dan proyeksi wajah. Oleh karena itu, rekonstruksi di area ini harus dilakukan dengan pilihan pengobatan terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. “Pengobatan utama adalah untuk mengembalikan fungsi, karena hasil estetika optimal hanya dapat dicapai dengan penggantian atau rekonstruksi tulang,” jelas Dr. Adzwin.
Pendekatan Multidisiplin dalam Pengobatan Kanker Rongga Mulut
Sesi ini juga menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam pengobatan kanker rongga mulut, melibatkan tim yang terdiri dari ahli bedah, onkolog, radiolog, anestesiolog, prosthodontist, terapis wicara, ahli diet, dan patologis. Dr. Adzwin menjelaskan bahwa inovasi bedah selama 50 tahun terakhir didominasi oleh rekonstruksi dan rehabilitasi fungsi.
Webinar tersebut secara khusus membahas area kritis untuk rekonstruksi yang mencakup bibir, lidah, buccal, mandibula, dan palatomaksilaris. Misalnya, pada cacat bibir bawah, pertimbangan utama adalah kompetensi oral, pencegahan mikrostoma, pencegahan sialorea, dan pertimbangan estetika. Strategi untuk cacat di bibir bawah akibat Karsinoma Sel Skuamosa termasuk flap dari fasial kutaneus dan metode sling untuk menghindari flap yang lembek.
Untuk cacat lidah, pertimbangan fungsional meliputi bicara dan deglutisi, sementara pertimbangan estetika adalah menghindari pembelahan bibir. Pada cacat mukosa bukal, hal terpenting adalah menghindari trismus dengan menciptakan flap supraclavikular (flap pedikel) yang merekonstruksi mukosa bukal dengan baik dan memiliki lapisan epitel.
Tantangan dan Strategi dalam Rekonstruksi Mandibular Sekunder
Salah satu tantangan dalam rekonstruksi mandibular sekunder adalah mengembalikan tinggi wajah bawah, jaringan parut dari operasi sebelumnya, dan distorsi. Dr. Adzwin menutup dengan mengatakan bahwa keberhasilan dalam rekonstruksi rongga mulut dan lantai mulut hampir total tergantung pada rekonstruksi lidah oral dengan ketebalan jaringan yang baik dan kontak antara palatum dan glosal untuk menelan.
Kesimpulan
Webinar ini tidak hanya memberikan wawasan teknis yang mendalam tetapi juga memperkuat jaringan profesional di antara para peserta dan menetapkan standar baru dalam penanganan kasus-kasus kompleks di kedokteran gigi. FKG UNAIR berkomitmen untuk melanjutkan seri webinar ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para profesional kedokteran gigi di Indonesia dan di seluruh dunia.
source
https://unair.ac.id/