Surabaya, 12 Agustus 2024 – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG UNAIR) mengadakan kuliah tamu yang berfokus pada penanganan Molar Incisor Hypomineralisation (MIH), sebuah kondisi yang mempengaruhi kesehatan gigi anak. Prof. Ferranti Wong, seorang ahli terkemuka dalam kedokteran gigi anak, memimpin diskusi mendalam mengenai berbagai strategi terkini yang dapat diterapkan dalam menghadapi MIH.

Diskusi Strategi Penanganan MIH

Kuliah tamu ini menarik perhatian besar dari para peserta, khususnya saat sesi tanya jawab yang menyajikan pertanyaan-pertanyaan kritis seputar penanganan MIH:

  1. Perawatan Terbaik untuk MIH
    Prof. Wong menjelaskan bahwa penanganan MIH tergantung pada tahap erupsi gigi. Untuk gigi yang baru erupsi, fissure sealant dapat digunakan sebagai langkah pencegahan. Untuk gigi yang telah erupsi sempurna, kombinasi fissure sealant dan tumpat komposit disarankan. Lebih lanjut, pada usia 7-8 tahun, konsultasi dengan orthodontist dapat membantu dalam merencanakan perawatan, termasuk kemungkinan ekstraksi dan penutupan ruang. Pada usia 10-12 tahun, perawatan crown bisa dipertimbangkan sebagai langkah lanjutan.
  2. Perawatan MIH pada Gigi Anterior
    Untuk gigi anterior yang terkena MIH, Prof. Wong menyarankan beberapa opsi tergantung pada keparahan kondisi. Pada kasus ringan, bleaching bisa menjadi pilihan, sementara pada kasus yang lebih berat, microabrasion dan infiltration, ditambah dengan polishing, dapat diaplikasikan. Tumpat composite atau pembuatan crown mungkin diperlukan sebagai perawatan lanjutan.
  3. Waktu yang Tepat untuk Pencabutan Gigi MIH
    Mengenai pencabutan gigi yang terkena MIH, Prof. Wong menekankan pentingnya diagnosa dan prognosis yang akurat sebelum mengambil keputusan. Pencabutan, khususnya pada M1 yang merupakan kunci oklusi terutama di rahang bawah, harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Pencabutan biasanya direkomendasikan setelah gigi M3 erupsi, dan setelah konsultasi dengan orthodontist untuk perencanaan perawatan multidisiplin.

Implikasi untuk Praktisi dan Mahasiswa

Sesi tanya jawab ini memberikan wawasan penting bagi praktisi dan mahasiswa kedokteran gigi, memberikan mereka pengetahuan terbaru dalam menangani MIH yang efektif. Kegiatan ini juga menunjukkan komitmen FKG UNAIR dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan klinis saat ini.

Kuliah tamu ini menjadi platform penting dalam memajukan praktik kedokteran gigi anak, dengan mengedepankan diskusi ilmiah tentang kondisi-kondisi kompleks seperti MIH dan strategi penanganannya yang terkini. FKG UNAIR berharap agar acara-acara seperti ini dapat terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan praktik kedokteran gigi di Indonesia.

source
https://unair.ac.id/